Skip to main content

 Oleh: Pak Teh  

BEDRAWISMA atau BEDRA dalam bahasa melayu Patani. GOTONG ROYONG dalam Bahasa Melayu Baku telah wujud secara otomatis sebagai budaya melayu Patani berorintasikan tolong menulong/bantu membantu antara satu sama lain atas kebaikan dan kebajikan. Peranannya boleh menyatukan bangsa dan boleh menghindari perpecahan seperti pepatah melayu yang berbunyi “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Inilah semangat budaya nasional kita yang senantiasa dijunjung tinggi oleh datok nenek kita dahulu demi terciptanya solusi terbaik untuk membangun tamadun bangsa yang berdikari, maju dan berdaulat. 

Sesungguhnya semangat Bedrawisma yang diwarisi dari generasi ibu bapa kepada generasi kita sekarang harus dicambah dan dijaga prestasinya oleh semua lapisan. Bila dicermati Bedrawisma dari konteks urustadbir sosial dan organisasi, mampu menciptakan solidaritas cinta damai kearah satu tujuan iaitu mardhatillah. Budaya bedrawisma itu dituamkan dalam acuan bangsa melayu Islam Patani (MIP) dan telah diamalkan dalam masyarakat kita sejak terun temurun lagi agar lebih mudah dapat memahami munafaatnya bila individu berada dalam kondisi budaya hidup bangsa yang sehat.

Bederawisma tidak hanya dalam konteks kehidupan sosial sahaja, tapi juga dalam konteks orgasasi massa dan organisasi politik (ormas dan orpol) sebagai mekanisme rakyat, Bedera secara otomatis tercantum dalam kesamaan nasib dan kepentingannya. Namun tidak demikian halnya bila pada suatu waktu tertentu kesamaan nasib itu mulai luntur akibat mengejar budaya asing. Dengan rasa kebersamaan kehendak dan tujuan nasional itu kita harus membuka minda mengharapkan untuk memikirkan nasib bangsa sendiri. Bisikan bersama masti ditumpukan untuk melahirkan solidaritas nasional dalam keadaan konflik bersenjata menentang penjajah asing yang dihadapi kini dapat kita bersatu merngubah nasib kita demi kejayaan bersama.

Penulis fikir ada banyak alternatif yang dapat dilakukan. Salah satu di antaranya dengan menciptakan keterkaitan antara kepentingan individu dan kelumpak ormas dan orpol dibawahi kepentingan nasional. Berbicara tentang Bedrawisma memang tidak dapat dipisahkan dari aktiviti dan urustadbir kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik kerana nilai-nilai luhur budaya bedrawisma menyumbang kearah penyatuan dan perpaduan nasional. 

Dalam sudut pandang sebenarnya, apapun cara pandang dan cara fikir kita, bila ketika kepentingan nasional tercapai, sudah tentu kita akan bergerak kehadapan bersatu membangun tamadun budaya bangsa berilmu, beretika dan bertanggungjawab. Apa yang kita target ialah Bedrawisma tetap hidup dalam budaya masyarakat bangsa kita teutama dalam urustadbir kerja kemasyarakatan, wujud atas permukaan dengan merakyatkan Bedrawisma sabagai budaya nasional Patani yang orgenal.

Di era globalisasi ini, masyarakat bangsa kita sebenarnya ada yang tahu tentang bederawisma sebagai bagian yang terpenting untuk kesejahteraan hidup ini. Namun ada sesetengah dikalangan masyarakat kita lemah dalam mengimplementasikannya. Dan sebahgian besar lagi masyarakat kita yang tidak mengenal dan mengabaikannya sama sekali. Mereka lebih gemar dan redha dengan budaya asing ketimbang budaya bangsa sendiri. Akibatnya sudah pasti keburukan menimpa masyarakat kita dan keburukan itu akibat abaikan budaya sendiri. 

Ketimbang budaya asing semua kerja-kerja kebajikan masyarakat diambil alih sebagai satu projek ekonomi dan projek tersebut adalah dibangun dengan wang modal dan upah. 

Hanya masyarakat yang berbudaya sahaja ingin hidupkan budaya bederawisma sebagai simbol bakti suci masyarakat MIP. 

Contoh; menebas menebang, menanam padi (menyedung), menuai (mengetam), khenduri khendara, membangun sekolah, masjid dan banyak lagi sebagainya. Maknanya hari ini aku menulung kamu dan besuk kamu pula menulung aku dengan suka rela hanya sekadar makan dan minum di waktu itu sahaja dan begitulah seterusnya.

Kekuatan sikap bederawisma atau budaya perbuatan, merupakan tenaga kekuatan terbesar. Masyarakat akan melihat perbuatan kita ketimbang kata-kata kita. Kita akan lebih mudah menjadi saksi budaya perbuatan seseorang pemimpin daripada mengingat kata-katanya yang jadi pendorong perbuatan baik. Kerana itu berhati-hatilah dalam berbuat sesuatu kerja masyarakat yang sudah berbudaya dan bertamadun. Jangan malas dalam berbuat baik, dan jangan bosan sebelum selesai. Jangan gemar berbuat sesuatu yang salah terutama mengkhianati budaya bangsa sendiri walaupun urusannya nampak kecil. Dan jangan coba-coba berbuat kesalahan besar dalam hidup ini. Jika kita bercita-cita besar untuk membebaskan bangsa dari penjajahan asing demi membangun sebuah negara bangsa sendiri yang merdeka dan berdaulat budaya kebangsaan adalah pemangkinnya.